KPK Mengurusi Tete Bengek dan Menemukan Banyak Guru dan Dosen Bolos Saat Mengajar

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Melakukan Survei Full Media Daring, pada Survei KPK menggunakan survei menggunakan WhatsApp blast, e-mail blast, dan computer assisted web interview (CAWI). Kemudian secara hybrid survei menggunakan computer assisted personal interviewing (CAPI)
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meluncurkan laporan Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan 2024. Adapun skor SPI Pendidikan pada 2024 sebesar 69,50. (Semuanya Secara Online dan Terkesan Buru-buru seperti di Kejar oleh Tutun Para dosen ASN yang Marak Menyuarakan Perbaikan Kesejahteraan mereka dengan menuntuk kesamaan Hak Pememberian Tunjangan Kinerja seperti yang diberikan Oleh Kementerian Agama yang telah Lama di berikan Kepada Dosen-dosennya.

Sunguh miris menyaksikan Sepak Terjang KPK menjedi seperti Lembaga yang terkesan dikejar deadline dan terburu-buru melakukan Survei Integritas Pada Pendidikin Khususnya Guru Dan Dosen padahal Sesungguhnya banyak Kasus Korupsi yang lebih Besar yang terjadi diberbagai Instansi yang semestinya menjadi Pusat Perhatiannya. Jika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyisir dunia kampus, maka seharusnya kasus-kasus hilanya uang Milyaran bahkan Triliunan untuk pembangunan Kampus ataukan kepentinga-kepentingan Lainnya.

Sebagai Lembaga Idevenden Justru harus lebih Tahu betapa Sulitnya Kehiduapan para Guru dan Dosen dalam melaksanakan Tugasnya sebagai Garda terdepan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat UUD 1945, Sangat memprihatinkan Jika Dosen Sebagai Mesin Cetak Putra Putri Indonesai untuk menjadi Dokter, Hakim, Jaksa dan pofesi lainnya dan dusuruh hadir setiap hari kekampus untuk melakukan pekerjaan Administarsi seperti absesnsi/daftar hadir, pengetikan dan lainlainnya.

Temuan KPK Mahasiswa yang tidak datang kekampus hanya suevei permukaannya saja jika meneliti lebih lanjut akan menemukan Justru banyak mahasiswa yang Cuti Kuliah bahkan berhenti Kuliah disebabkan oleh kemampuan ekonomi yang begitu Sulit.

Dosen perguruan tinggi juga begitu kesulitan dalam menjalani proses belajar Mengajar, mereka banyak Ngamen di kampus-kampus lain atau bahkan Menjadi Ojek Online untuk menutupi kehidupan sehari-harinya.

Berdasarkan hasil wawncara dari TIM Media Reseacr Indonesia Prime terhadap salah seorang tenaga Pengajar ANS di Universitas Negeri yang sedang Nyambi Ngamen di Universitas Swasata beliau menjelaskan bawwa jika Tidak Mengajar di tempat lain maka Listriknya akan padam dan Internet Berlangganannya akan di Putus sementara itu merupakan kebutuhan Primer dalan dunia Digital sekarang Ini. Beliau lebih lanjut menjelaskan Bahwa Betapa Sulitnya Kami jika Mengampu 8 SKS untuk Mengajar di Prodi kami. Jika mengajar 8 SKS dengan 3 Tim Pengajar maka harus mengajar 24 SKS Mata Kuliah (12 Mata Kuliah) Rasanya seperti melibihi Kuliah Kembali dengan beban bertambah Anak dan Istri di rumah.
Lanjut penjelasannya bahwa Kami dosen Datang kekampus sesuai Jadual Kuliah yang ada bisa pagi, bisa sore dan bahkan bisa malan, karena bebah 8 SKS dengan 12 Mata Kuliah Suguh sangat berat apatah lagi di tambah dengan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Rasanya seperti Hidup Tak Mampu Matipun Tak Sudi (Red)

  • Related Posts

    Presiden Prabowo Pimpin Ratas Percepatan Koperasi Merah Putih untuk Perkuat Ekonomi Desa

    Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas bersama sejumlah jajaran Menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis, 8 Mei 2025. Agenda utama rapat tersebut adalah membahas percepatan pembangunan…

    Presiden Prabowo dan Bill Gates Dorong Kolaborasi Filantropi Melalui Danantara Trust Fund

    Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan pendiri Gates Foundation, Bill Gates, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 7 Mei 2025. Dalam pertemuan tersebut, kedua tokoh membahas penguatan kolaborasi di bidang filantropi,…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *